Minggu, 26 Juli 2009
Sebelumnya dijadwalkan ada empat pertandingan persahabatan yang akan dilangsungkan MU dalam Tur Asia 2009 ini. Ryan Giggs cs mengawali lawatannya ke Malaysia lalu berlanjut ke Indonesia, Korea Selatan dan berakhir di Cina.
Ledakan bom di Ritz Carlton tersebut tak cuma mengancam kedatangan MU ke Jakarta. Seperti diberitakan ESPN, The Red Devils sangat mungkin membatalkan seluruh rencana pertandingannya di Asia lantaran kejadian di Jakarta tersebut.
Opsi lain jika MU membatalkan kunjungan ke Indonesia adalah bertahan lebih lama di Malaysia atau langsung terbang ke Korea Selatan setelah bertanding dengan Malaysia XI pada Sabtu (18/7/2009).
Disebutkan kalau beberapa pemain MU yang membawa serta keluarganya bisa mengalami depresi hebat karena kejadian tersebut ditambah fakta bahwa mereka berada jauh dari rumah. Alasan inilah yang bisa membuat MU membatalkan seluruh rencana pertandingannya di Asia.
Apa keputusan yang nantinya akan dibuat The Red Devils akan diumumkan oleh Presiden Eksekutif, David Gill, dalam waktu dekat. (dtc/din)
Jumat, 27 Maret 2009
--------------------------------------------------------------------------------
Jumat Mar 27 21:06
Manchester United [MU] menuding kekalahan dari Liverpool dan Fulham disebabkan warna kaos penjaga gawang Edwin van der Sar.
Oleh Donny Afroni
MU merasa hasil yang diraih Setan Merah akan lebih baik bila Van der Sar memakai kaos berwarna kuning. Van der Sar mengenakan kaos berwarna biru ketika digilas Liverpool 1-4 dan dikalahkan Fulham 0-2. Bahkan, kiper kedua Ben Foster tampil cemerlang di final Piala Liga melawan Tottenham Hotspur ketika memakai kaos kuning.
Suratkabar The Sun memberitakan, penilaian itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan majalah suporter MU Red News. Penelitian ini cukup berpengaruh ketika MU mengganti seragam kiper dari warna abu-abu pada tahun 1996.
Berdasar penelitian itu, dari 17 penampilan musim ini, MU hanya kebobolan empat kali dengan surplus selisih gol 21 hasil 12 kemenangan, kalah sekali, dan empat imbang, sehingga meraih 40 poin dari kemungkinan 50.
Namun, ketika memakai kaos biru, MU kebobolan 13 gol dengan surplus selisih gol hanya tujuh, menang enam kali, tiga kekalahan dan sekali imbang. Juara bertahan Liga Primer Inggris cuma mendulang 19 poin dari kemungkinan 30.
MU pun kembali menggunakan jasa optometrist Gayle Stephenson untuk memberikan masukan mengenai kaos kiper yang tepat bagi tim bermarkas di Old Trafford itu. Stephenson merupakan penasehat pakaian MU tahun 1996
--------------------------------------------------------------------------------
Selasa Sep 09 21:50
Fraizer Campbell berharap dirinya bisa bermain secara reguler di Tottenham Hotspurs sebelum kembali ke Manchester United sebagai pemain yang lebih baik.
Oleh Akhmad Baihaqie
Campbell (foto) merupakan striker Manchester United yang dipinjamkan ke Tottenham Hotspurs, Senin pekan lalu, sebagai barter buat Dimitar Berbatov yang akhirnya hijrah ke Old Trafford.
Meski sebagai pemain pinjaman, Campbell berharap dirinya bisa berkarir di Old Trafford nantinya. Dalam masa pinjaman bersama Spurs, ia ingin memanfaatkan waktu dengan semakin meningkatkan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar. Harapannya, ia bisa menjadi pemain sentral di skuad MU masa mendatang.
Campbell merasa percaya diri bersama klub barunya kini. Ia ingin berlatih dan bermain dengan sebaik-baiknya. Kalau perlu, ia ingin selalu bermain bersama Spurs.
Rupanya, harapan Campbell sebagai starter masih harus diuji karena di skuad Spurs sudah ada dua striker senior, Darren Bent dan Roman Pavlyuchenko. Campbell tak merasa canggung untuk bersaing dengan mereka agar bisa dipercaya oleh Juande Ramos, pelatih Spurs.
"Saya beberapa kali bertemu dengan manajer Sir Alex (Ferguson), dan saya termasuk dalam rencananya di masa mendatang," ujar Campbell kepada Daily Mirror.
"Harapannya saya mampu meningkatkan pengalaman, kembali dan kemudian bergabung bersama tim (MU)."
"Musim ini, saya berharap bisa masuk ke skuad inti klub (Spurs) dan mencetak sejumlah gol, sebagai bagian dari belajar dan belajar untuk menambah pengalaman."
Sabtu, 14 Maret 2009 , 10:07:00
MANCHESTER, (PRLM)- Pemain sayap kiri Manchester United (MU), Ryan Giggs memang tidak muda lagi. Namun, keberadaannya di MU, memainkan peranan penting. Selain ditakuti pemain lawan, Giggs juga sangat dibutuhkan rekan setimnya. Itu terkait, umpan-umpan Giggs yang tajam dan akurat.
Keterampilan Giggs begitu menonjol saat MU menjamu Inter Milan di ajang Piala Champions. Aksi individualnya kerap merepotkan lawan. Namun, Giggs tetap merendah. Dia justru memuji rekan setimnya, Patric Evra yang bermain cemarlang. “Kinerja saya banyak dibantu dia, Evra adalah bek yang memiliki naluri menyerang. Hal ini sangat membantu peran saya," ungkap Giggs, seperti dikutip “BBC”.
Giggs mengaku, permainannya tidak sebaik 10 tahun lalu. Tapi berka kerja sama yang bagus seluruh pemain, tim MU kini memiliki skuad yang terkuat. Banyak pihak yang mengatakan skuad yang dimiliki Manchester United saat ini adalah yang terbaik dalam sejarah klub. Tapi Giggs menegaskan pihaknya tidak ingin terlibat perdebatan mengenai predikat ini
Sabtu, 21 Februari 2009
MU Melaju ke Final
[Rabu, 21 Januari 2009 04:57, BIANGBOLA], 7 komentar
Juara dunia Manchester United berhasil meraih satu tiket ke babak final Piala Carling setelah di leg kedua semifinal menang 4-2 atas klub divisi satu Derby County sehingga unggul agregat 4-3, Selasa (20/1)
Dalam laga yang digelar di Old Trafford itu, MU memang diharuskan meraih kemenangan karena di pertemuan pertama mereka di luar dugaan harus mengakui keunggulan Derby 1-0.
Karenanya, MU langsung bermain menyerang dengan dimotori Ryan Giggs dan Luis Nani. Pertandingan berjalan sembilan menit, Giggs hampir membuka keunggulan MU, namun masih belum membuahkan hasil.
Pada menit ke-16, MU akhirnya dapat unggul melalui tendangan jarak jauh yang dilepaskan Nani yang tidak mampu dibendung kiper Roy Carroll, yang merupakan eks pemain Red Devils.
Selang lima menit kemudian, keunggulan MU bertambah ketika umpan penyerang berkebangsaan Argentina Carlos Tevez dengan baik diselesaikan oleh palang pintu John O'Shea.
Unggul dua gol membuat moral pemain MU terdongkrak. Alhasil di menit ke-34, mereka mampu memperbesar keunggulannya. Kali ini giliran Tevez yang mencatatkan namanya di papan skor.
Pasukan Sir Alex Ferguson ini hampir saja menutup babak pertama dengan keunggulan empat gol bila saja kerja sama bek kanan Rafael dengan Giggs tidak melebar dari sasaran.
Di babak kedua, Derby mencoba keluar menyerang guna mengejar defisit tiga gol, akan tetapi mereka kesulitan menembus pertahanan kokoh MU yang digalang Jonny Evans.
Derby baru dapat memperkecil kedudukan di menit ke-80 melalui eksekusi penalti Giles Barnes setelah sebelumnya Evans menjatuhkan Paul Green di kotak terlarang.
Skor 3-1 ini membuat laga semakin berjalan menarik. Satu menit sebelum waktu normal berakhir, MU kembali menjauh berkat eksekusi penalti pemain pengganti Cristiano Ronaldo. Hadiah penalti diberikan setelah Tevez dilanggar Carroll.
Akan tetapi, gol Ronaldo tidak menjadi gol terakhir di laga ini karena pada masa injury time, Derby mampu mencetak gol hiburan lewat tendangan bebas Barnes dari jarak 35 yards.
Sabtu, 14 Februari 2009
Dika (Rahadian M P)
12-09-2007, 04:38 PM
Dua tim besar asal Eropa terlibat persaingan sengit. Bukan di arena kompetisi, melainkan dalam perburuan pemain. Real Madrid Manchester United dikabarkan sedang berebut pemain muda berusia 12 tahun asal Brazil Jean Carlos Chera yang bergabung dengan Santos.
Pekan lalu, ayah Chera Celso telah bertemu dengan Presiden Santos Marcelo Teixeira untuk menginformasikan segera membawa anaknya ke Spanyol. Selain karena tawaran yang menggiurkan dari Madrid, niat Chera juga didukung oleh ketidakpuasannya pada pelatih Santos U-13 Alberto Vieira.
Untuk mempertahankan pemain masa depannya, Teixera bahkan berani mengorbankan Vieira. Pelatih tersebut dipecat. Selain tawaran dari Madrid, Celso juga mengatakan ada klub lain yang menyatakan ketertarikan pada putranya. "Manchester United juga telah mengajukan sebuah penawaran," ungkapnya. (ady)
sumber: jawapos
Bagaimana menurut Bro & Sist...???
vicky febrianto
12-09-2007, 04:38 PM
Dua tim besar asal Eropa terlibat persaingan sengit. Bukan di arena kompetisi, melainkan dalam perburuan pemain. Real Madrid Manchester United dikabarkan sedang berebut pemain muda berusia 12 tahun asal Brazil Jean Carlos Chera yang bergabung dengan Santos.
Pekan lalu, ayah Chera Celso telah bertemu dengan Presiden Santos Marcelo Teixeira untuk menginformasikan segera membawa anaknya ke Spanyol. Selain karena tawaran yang menggiurkan dari Madrid, niat Chera juga didukung oleh ketidakpuasannya pada pelatih Santos U-13 Alberto Vieira.
Untuk mempertahankan pemain masa depannya, Teixera bahkan berani mengorbankan Vieira. Pelatih tersebut dipecat. Selain tawaran dari Madrid, Celso juga mengatakan ada klub lain yang menyatakan ketertarikan pada putranya. "Manchester United juga telah mengajukan sebuah penawaran," ungkapnya. (ady)
sumber: jawapos
Bagaimana menurut Bro & Sist...???
By Dika
Sir Alexander Chapman Ferguson (64) atau biasa dipanggil Alex Ferguson alias Fergie menjadi pelatih sukses di Liga Utama Inggris, salah satu kompetisi sepak bola top dunia. Dengan masa melatih di Manchester United yang mencapai 20 tahun, Fergie memandu MU menjalani 8 musim kompetisi dengan prestasi di atas rata-rata.
Pada tahun 1999, pelatih senior kelahiran 31 Desember 1941 itu meraih pencapaian penting, dengan menjadi pelatih pertama yang membawa klub asal Inggris meraih treble, yakni menjuarai liga, Piala FA, dan Liga Champions Eropa. Sebagai pelatih, Fergie juga mendapat penghargaan FA Manager of The Year sebanyak enam kali, yakni 1993/1994, 1995/1996, 1996/1997, 1998/1999, 1999/2000, dan 2002/2003.
Memang banyak pula suara kritis terkait hubungan kurang harmonis Fergie dengan sejumlah pemain MU, yang akhirnya menjadi korban karena harus tersisih dari skuad "The Red Devils". Nama-nama yang pernah berselisih pendapat dengan Fergie antara lain Paul McGrath, Gordon Strachan, Paul Ince, Lee Sharpe, Jaap Stam, Dwight Yorke, David Beckham, dan yang mencuat di akhir musim 2005/2006, Ruud van Nistelrooy.
Namun, kemudian dipahami, semua itu tak lain dampak dari usaha Ferguson menerapkan disiplin tak pandang bulu. Bagaimana Fergie memoles MU sewaktu pertama kali ia hadir di Old Trafford pada 6 November 1986 membuktikan betapa ia serius dengan peningkatan mutu tim.
Saat itu pelatih asal Skotlandia itu cemas melihat sejumlah pemain, seperti Norman Whiteside, Paul McGrath, dan Bryan Robson, ternyata pemabuk berat. Usahanya menjalankan disiplin akhirnya membuat MU bertengger di urutan ke-11 di akhir musim. Fergie lalu mendatangkan sejumlah pemain di musim 1987/1988, termasuk Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair, dan Jim Leighton. Para pemain baru itu mendongkrak aksi tim dan MU menjadi runners up liga di bawah juara saat itu, Liverpool.
Ketika ditemui Kompas di pusat pelatihan MU di Carrington, September 2006, Ferguson belum yakin dengan kemantapan langkah MU di musim kali ini, meskipun saat itu MU sudah berada di puncak klasemen dengan poin sembilan, hasil sempurna tiga kemenangan dari tiga laga. Kini, MU tak tergoyahkan di puncak dengan perolehan nilai 34, berselisih tiga poin dengan pesaing terdekat, Chelsea.
Rekor 1.000 gol
Di masa Ferguson pula, MU mencapai rekor 1.000 gol selama berlaga di Liga Utama Inggris. Sayangnya, gol ke-1.000 yang dicetak Cristiano Ronaldo di partai melawan Middlesbrough hanya gol pelipur lara. Pasalnya, saat laga 29 Oktober 2005 itu, "The Red Devils" kalah 1-4.
Namun, setidaknya ada tiga gol paling berkesan bagi MU dalam pencapaian 1.000 gol itu. Yang pertama adalah gol ke-54 oleh Steve Bruce ke gawang Sheffield Wednesday, yang membuat MU unggul 2-1, 10 April 1993. Lainnya adalah gol David Beckham ke Wimbledon di awal musim 1996/1997. Gol MU ke-300 tersebut sangat fenomenal karena Beckham yang saat itu baru 21 tahun menjebol gawang Wimbledon dari separuh lapangan setelah melihat kiper Neil Sullivan dalam posisi yang tidak menguntungkan.
Satu gol lagi adalah gol Andrew Cole, yang merupakan gol MU ke-526 di Liga Utama. Ketika itu, 16 Mei 1999, MU mengalahkan Tottenham Hotspur, 2-1, di Old Trafford.
Fergie tentu tak sendiri dalam meraih sukses. Bersamanya ada sejumlah orang yang selama ini turut membantu dalam keseharian tugasnya. Berikut tokoh-tokoh di balik layar penampilan MU di lapangan, seperti ditulis dalam buku The Official Manchester United Annual 2007:
1. Sir Alex Ferguson (pelatih kepala), bergabung di MU sejak musim kompetisi 1986/1987.
Sebagai pelatih kepala, dia jarang duduk selama laga berlangsung dan lebih sering memberi arahan dari tepi lapangan atau berbicara dengan asisten pelatih.
2. Rob Swire (fisioterapis); bergabung sejak 1991/1992.
Rob Swire sering terlihat berlari ke tengah lapangan untuk merawat cedera pemain MU yang terjadi di tengah laga. Dia juga berusaha mencegah terjadinya cedera serta bekerja sama dengan tim dokter untuk memastikan pemanasan pemain berlangsung dengan semestinya.
3. Albert Morgan (manajer "kit") sejak 1993/1994.
Tiap pertandingan selalu merupakan saat yang sibuk bagi Morgan, yang memastikan bahwa tiap pemain telah mendapat perlengkapan yang seharusnya, termasuk sarana pemanasan dan perlengkapan pertandingan. Morgan pulalah yang menyiapkan tiga pasang sepatu per pemain di tiap pertandingan.
4. Valter Di Salvo (pelatih fisik) sejak 2004/2005.
Mantan pelatih fisik Lazio dan Real Madrid ini membantu asisten pelatih Carlos Queiroz dan Mike Phelan di sepanjang pertandingan, serta memastikan proses pemanasan berjalan lancar. Di Salvo juga bertugas mengatur program latihan fisik pribadi untuk semua pemain MU.
5. Darren Fletcher (pemain)
6. Phil Bardsley (pemain)
7. Carlos Queiroz (asisten pelatih), bergabung pertama kali sejak 2002/2003 dan bergabung kembali pada 2004/2005.
Mantan pelatih Real Madrid ini sehari-hari bertanggung jawab atas pelaksanaan latihan di Carrington. Pada saat MU bertanding, dia sering memberikan instruksi kepada pemain sesuai dengan taktik yang dibahas dengan Ferguson.
8. Mike Phelan (asisten pelatih) sejak 1999/2000.
Eks gelandang MU ini bekerja sama dengan Queiroz dan Di Salvo dalam menyiapkan para pemain sebelum laga. Phelan selalu membawa pulpen dan kertas untuk menggambar skema taktik pertandingan.
9. Alec Whyle (asisten manajer "kit") sejak 1984/1985.
Alec Whyle termasuk salah satu staf yang telah mengabdi lama di MU. Dia membantu Albert Morgan dalam memastikan perlengkapan pemain inti sudah siap sebelum kick off, baik untuk partai tandang maupun kandang. Dia juga bertugas menyiapkan perlengkapan pemain cadangan.
10. Garry Armer ("masseur"), bergabung sejak 2002/2003.
Armer adalah salah satu dari dua masseur di MU, selain Rob Thornley (tak tampak di gambar). Pekerjaannya terfokus pada pengondisian kebugaran pemain sebelum dan sesudah tampil maupun perawatan lanjutan ketika pemain tidak berlaga.
11. Tony Coton (pelatih kiper) sejak 1998/1999.
Coton, mantan penjaga gawang MU. Selain melatih kiper pertama, kedua, dan ketiga di Carrington.
MU JUARA!!!
Mei 13, 2008 oleh tsani
(Tulisan telat). Akhirnya MU juara! MU menjuarai EPL 2007/2008 untuk kali ke-17 dengan selisih 2 poin dari Chelsea yang waktu yang bersamaan meraih hasil seri melawan Bolton Wanderers (1-1). MU memang pantas juara, perhatikan saja track recordnya sepanjang musim 2007/2008, habis kalah atau seri, langsung bangkit lagi. Juga banyaknya gol yang diciptakan. MU meraih kemenangan 2-0 atas tuan rumah Wigan Athletic (venue: JJB Stadium). Ryan Gigs menjadi bintang utama kemenangan MU.
Hei, ingat gak apa kata orang-orang Chelsea (pemain, pelatih, suporter, dsb) sebelum pertandingan? Mereka bilang MU akan menang mudah melawan Wigan karena pelatih Wigan, Steve Bruce, adalah mantan pemain MU. Mereka juga bilang, karena Wigan sudah aman posisinya untuk EPL musim depan, dan lain sebagainya pokoknya melancarkan segala persepsi ke media yang mengarah bahwa Wigan akan “mengalah” untuk MU yang sedang mengejar juara EPL 2007/2008.
Buktinya, Wigan memberi perlawanan cukup sengit, tidak menunjukkan kalau mengalah demi MU. Striker Wigan, Emile Heskey, bolak-balik mengancam gawang MU, tapi akhirnya mentah. Karena? Kipernya dong… Van der Sar. Kemenangan MU dibuka dengan penaltinya si CR7 (Cristiano Ronaldo) pada menit ke 32 karena striker MU, Wayne Rooney, dilanggar di kotak penalti.
Gol selanjutnya dicetak oleh pemain senior MU, Ryan Gigs pada menit ke-81. Gigs masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua (menggantikan kalau tidak Park Ji Sung atau Scholes gitu, aku lupa). Gigs mencetak gol, dia ada di posisi yang tepat, tidak terkawal dengan baik oleh pemain belakang Wigan. Gigs juga sempat menyelamatkan bola yang akan masuk ke gawang MU. Dia berdiri di bawah mistar gawang, menghadang bola sundulan Emile Heskey hasil dari sepak pojok untuk Wigan.
Hayo… akhirnya Chelsea seri gitu melawan Bolton…. Kalaupun hasil MU juga seri, MU juga yang juara EPL 2007/2008. Kalau MU menang karena penaltinya Ronaldo, toh golnya Gigs sangat telak Sangat menunjukkan kalau MU menang murni karena kekuatan MU sendiri, bukan karena tim lawan yang mengalah (atau apa lah…)!
Bagi yang menonton pertandingan MU vs Wigan kemarin (Minggu, 11/3/08), pasti melihat euforia/ selebrasi setelah gol Ryan igs. Selebrasi Gigs, pemain-pemain United, pelatih, official tim, dan supporter MU. Aku juga agak teriak kemarin, kasih aplaus untuk gol Gigs itu. Wah fantastis banget! Benar-benar kelasnya tim juara dengan materi pemain-pemain hebat.
Kemarin, aku menonton pertandingan MU vs Wigan di giant videotron Jalan Abu Bakar Ali, dekat Hotel Garuda Yogyakarta. Penontonnya banyak banget malam itu. Jalan Abu Bakar Ali yang terbagi jadi dua ruas (utara dan selatan), ruas jalan sebelah utara “tertutup” oleh penonton yang duduk di jalanan. Yang ruas selatan “hanya” tertutup separuh jalanan. Hal ini sering terjadi pada pertandingan-pertandingan big match. Seperti misalnya kemarin MU vs Arsenal (2-2), nutup jalan juga. Aku sendiri kemarin lihat dari ruas jalan yang selatan, duduk di atas motor. Aku lihat sama bapakku, yang sama-sama suka MU juga (wah… lengkap…).
Kabar tambahan, Ronaldo yang tahun ini menjadi top scorer EPL dengan 31 gol, tahun depan berencana membuat 50 gol dalam satu musim. Pelatih MU, Sir Alex Ferguson, belum akan berhenti melatih MU, setidaknya untuk beberapa musim kedepan. Dan juga kabarnya untuk tahun depan, MU akan membeli striker Newcastle, Michael Owen. Kenapa nggak Roque Santa Cruz aja (striker Blackburn Rovers)? Yang lebih muda dan juga naluri gol tinggi, jadi lebih efektif daripada Owen yang mulai tua dan gampang cedera.
Hmm… MU forever!
Ditulis dalam Sport | yang berkaitan 2007, 2008, bolton, chelsea, cr7, cristiano ronaldo, epl, ferguson, garuda, HOTEL, jogja, liga inggris, manchester united, mu, newcastle, old trafford, premiere league, ratsani, red devils, ryan gigs, script virus, videotron, wigan, yogyakarta | 1 Komentar
Satu Tanggapan ke “MU JUARA!!!”
Sabtu, 07 Februari 2009
Halaman muka
Selamat datang di situs "1st Indonesian Manchester United Fans Page" atau IndoMUFC. Di situs ini anda akan mendapatkan informasi mengenai Manchester United dalam bahasa Indonesia. Harapan kami situs ini dapat menjadi media komunikasi para penggemar "The Red Devils".
Musim kompetisi 1999-2000 telah berlalu, sebagai juara bertahan Liga Premier Inggris tentu MU akan bersiap sebaik mungkin untuk mempertahankan juara, serta merebut kembali Piala Champions yang lepas ke tangan Real Madrid. Seperti jalannya kehidupan yang tidak selalu berlangsung mulus maka perjalanan klub ini tidaklah selalu menghasilkan kemenangan ada pula berbagai kekalahan yang dialami. Tetapi itu tidaklah lama, selalu ada jalan untuk menuju kebangkitan dan kemenangan. Begitu pula dalam pembuatan situs ini kami menemui kesulitan dalam melengkapi data-data yang ada, tetapi kami kami selalu berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik.
Sejak situs ini dipublikasikan sudah banyak saran dan kritik yang dialamatkan pada IndoMUFC. Saran-saran dan kritik tersebut kami perhatikan sebagai tanda cinta khususnya kepada Manchester United maupun situs ini.
Salam Setan Merah,
Webmaster
Andy Cole menjadi bintang lapangan setelah mencetak tiga gol di pertandingan pertama United di Liga Champions. Kehebatan Andy Cole ini seolah-olah berusaha melupakan krisis bahan bakar di negerinya yang membuat Stadion Old Trafford terancam kosong dalam pertandingan kandang United.
Penyerang United bernomor 9 ini berada dalam kondisi puncak untuk melewati rekor Dennis Law yang telah bertahan 31 tahun sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Champions.
Tidak hanya Andy Cole saja yang bermain dengan bagusnya, tetapi sayap kiri Ryan Giggs pun bermain bagus dengan gocekannya yang membingungkan pemain-pemain belakang Anderlecht.
Semua itu membuat harapan Sir Alex Ferguson untuk memulai pertandigan pertama Liga Champions dengan kemenangan terlaksana. Sebelum pertandingan dimulai Sir Alex telah memompa semangat anakbuahnya untuk berusaha menambah kesuksesan tahun 1999 - ketika mereka meraih tiga gelar - dan menjadi legenda-legenda United.
Pernyataan Sir Alex ini dijawab anakbuahnya dengan menghancurkan Anderlecht. Anderlecht merupakan rekor United di kejuaraan Eropa, ketika tahun 1956 United mengalahkan Anderlecht 10-0.
"Pembantaian" Anderlecht dimulai pada menit keenam ketika kerja sama Paul Scholes dan Andy Cole berhasil dimentahkan kiper Anderlecht, Filip de Wilde untuk menjadi tendangan penjuru. Andy Colepun yang mengirim umpan kepada Mickael Silvestre yang mengumpan langsung kepada Ryan Giggs, sayang tendangannya menyamping di sisi gawang.
Pada menit ke-14, akhirnya United mendapatkan gol pertama. Dimulai dengan akselerasi Ryan Giggs melewati beberapa pemain belakang, dan mengirimkan umpan tarik yang disundul dengan baik oleh Andy Cole, 1-0. Gol tersebut merupakan golnya yang ke-15 di kancah kejuaraan Eropa, yang berarti mematahkan rekor Dennis Law yang bertahan sejak 1969.
Akselerasi Ryan Giggs rupanya betul-betul merepotkan pertahanan Anderlecht. Pada menit ke-31 akselerasi tersebut memaksa pemain belakang Anderlecht, Patrick van Diemen untuk menjatuhkannya di dalam kotak penalti. Dennis Irwin yang menjadi algojo United berhasil menuntaskan tugasnya, walaupun kiper Filip de Wilde berhasil mengenai bola.
Empat menit sebelum istirahat, David Beckham mengirimkan umpan yang manis kepada Teddy Sheringham. Walaupun tendangan pertamanya berhasil ditahan kiper Anderlecht, tetapi kiper tersebut tak dapat menahan tendangan Sheringham yang kedua, 3-0. Gol tersebut merupakan golnya yang ke-4 dalam tiga pertandingan. Sebuah prestasi yang bagus mengingat dia hanya mencetak enam gol pada musim yang lalu.
Walaupun dibombardir oleh United, Anderlechtpun sebenarnya punya beberapa peluang yang tidak dapat diselesaikan dengan baik. Saat babak pertama akan selesai, penyerang Anderlecht Tomasz Radzinski, berhasil lolos, dan menendang ke gawang United, yang untungnya dapat diselamatkan dengan baik oleh Fabien Barthez.
United membuat golnya yang keempat, lima menit setelah babak kedua dimulai. Kiper Filip de Wilde berusaha maju untuk menghalau umpan lambung Ryan Giggs, tetapi pemain belakang Lorenzo Staelens gagal menyapu bola dengan sempurna yang datang ke Andy Cole. Dengan sentuhan yang pelan, bola tersebut tak tertahankan untuk masuk ke gawang.
Anderlecht membuat sebuah gol lewat penyerangnya Jan Koller pada menit ke 55. Setelah melewati Fabien Barthez, penyerang dengan tinggi 198 cm ini menendang walaupun sempat mengenai tiang tetapi berhasil melewati garis. Gol ini merupakan kegolan pertama United di Old Trafford.
Tetapi gol tersebut dijawab Andy Cole ketika mencetak golnya yang ketiga. Mendapat umpan dari David Beckham, Andy Cole menaklukkan dua pemain belakang Anderlecht dengan menanduk bola lambung ke arah gawang, yang tidak dapat ditahan kiper Filip de Wilde.
Pemain yang Bermain:
Manchester United: Barthez, G Neville, P Neville, Irwin, Silvestre, Keane, Scholes, Beckham, Giggs, Cole, Sheringham
Pemain pengganti: Cole oleh Yorke (63)
Pencetak gol: Cole (15, 50, 70), Irwin (35 pen), Sheringham (40)
Anderlecht: De Wilde, Van Diemen, Staelens, De Boeck, Crasson, Vanderhaeghe, Baseggio, Goor, Radzinski, Koller, Dheedene.
Pencetak gol: Koller (55)